RESENSI: ANCAMAN DI BALIK ROMANTISISME




Judul               : “Ancaman di Balik Romantisisme”
                          (Romanticism: A Weapon of Satan)
Penulis            : Harun Yahya
Penerbit         : Dzikra, 2004, Bandung
ISBN                : 979-3393-19-X

            Pendahuluan
            Terdapat beberapa aspek yang menjauhkan kita terhadap Allah SWT. Sebagai pencipta. Adapun beberapa artefak yang dari aspek tersebut seperti, lagu-lagu komunis, hormat Nazi dll. Namun yang paling berbahaya yaitu membiarkan segala aspek tersebut terjadi. Aspek-aspek yang berbahaya tersebut bernama “Sentimentalitas” dengan makna hidup dengan berdasarkan emosional ketimbang akal sehat.
            Bab I: Cinta yang Sah & Tidak Sah
Kata lain dari sentimentalitas yaitu “Cinta”. Cinta memang anugerah yang diberikan Allah SWT berupa perasaan yang indah. Namun cinta perlu dibedakan antar cinta yang perlu diadakan dan ditiadakan. Cinta yang perlu dipertahankan menurut Al-Qur’an yaitu cinta kepada yang berhak menerimanya. (Q.S. Al-Mumtahanah 8-9). Sehingga yang berhak untuk menerima hanyalah Allah SWT.
            Bab II: Nasionalisme Romantik
            Pada umumnya romantisisme dipahami sebagai roman (percintaan)/ gerakan Romantik pada Abad 19, yang kemudian diintrepretasikan pada sentimen-sentimen politik tertentu. Setelah terjadinya penanaman pada sentimen politik maka kerap kali mengarah pada Fanatisme. Pada Q.S. Al-Fath; 26 menjelaskan bahwa fanatisme/kesombongan dapat menyebabkan kehancuran berupa pengaduan (adu domba) suatu kelompok dengan kelompok yang lain.
            Pengaruh fanatisme juga menjangkit pada golongan atas yang kemudian menjadi jajaran orang bodoh/dungu. Salah satu contoh yang paling nampak pada Perang Dunia di Abad 20 dan menumpahkan darah sebanyak 65 Juta orang. Lahirnya Nasionalisme Romantik terjadi pada Abad 18 bermula menyebarkan gagasan Nasionalisme diseluruh Eropa. Pemicu terjadinya yaitu rakyat di bawah tuan  tanah yang kemudian berujung pada persatuan terhadap suatu pemerintahan pusat. Kemudian gagasan Nasionalime Romantik di bawa oleh Jerman dan Italia.
            Adapun beberapa ciri dasar dari kaum nasionalis romantik yaitu:
1.       Pengagungan perasaan di atas kerusakan akal sehat
2.      Kepercayaan mereka bahwa bangsa-bangsanya diberkahi dengan ruh mistis dan misterius
3.      Ruh tersebut adalah yang terkuat.

Sesungguhnya  Nasionalisme Romantik memiliki kecenderungan pada penyakit jiwa yaitu skizofernia (hidup dalam imajinasinya sendiri). Hal ini dikarekan pondasi dari nasionalisme romantik yaitu “perasaan” kemudian membawa pada kebutuhan realitas sosial yang sesungguhnya.

Bab III: Pelbagai Ideologi Romantisisme
Salah satu jenis artefak dari Romantisisme adalah Komunisme. Pencetus cikal bakal Komunisme yaitu Karl Marx (1818-1883) dan Frederich Engels (1820-1895) telah mengikuti filosofi “materialisme” yang mereka kira, bisa diterapkan pada ilmu-ilmu sosial dan menjelaskan “hukum-hukum sejarah”. Seperti ramalan revolusi buruh setelah fase kapitalis.
Premis-premis dasar materialis yaitu:
1.     Materialisme menganggap bahwa dalam semesta telah ada dari dahulu dan karena itu meteri tidak perlu diciptakan.
2.   Materialisme menyatakan bahwa materi dan waktu itu ‘mutlak’ sehingga keduanya selalu ada, tidak berubah dan stabil.
3.   Materialisme menyatakan bahwa fungsi dan kapasistas mental manusia bisa disederhanakan menjadi satu penjalasan material.
4.   Materialisme berpendapat bahwa makhluk-makhluk hidup tidak diciptakan, tetapi seperti yang dinyatakan teori evolusi Darwin, muncul dengan sendirinya.
Bab IV: Romantisisme atas nama Agama
Rontisisme tidak berkembang secara utuh menjadi sebuah ideologi tersendiri, melainkan mempengaruhi dan menyusup ke berbagai ideologi lain, menawarkan kualitas emosional dan membungkam rasionalitas manusia. Seperti seorang kriminal yang ingin membunuh Nabi Saleh a.s. dengan atas nama Tuhan.
Sejatinya kaum romantik juga telah terbawa sebuah utopia dari gagasan yang lain seperti nasionalisme/komunisme romantik yang kemudian kehilangan sentuhan ilmu pengetahuan dan keikhlasan penafsiran romantik atas nama agama/Cinta Romantik.
Bab V:  Kearifan Sejati datang dari Iman
Kearifan merupakan suatu indikator yang sering ditutupi dengan makna kecerdasan/kepintaran. Namun dalam makna yang sesungguhnya dari kearifan yakni kualitas orang beriman yang memiliki kemampuan untuk mengenali tanda-tanda samar dari Allah SWT yang membuat dia memhami dunia sekitarnya. Adapun tantangan untuk mencapai kearifan yaitu korupsi spritual yang sudah dibicarakan seperti romantisisme yang disebut sentimentalitas.
Sentimentalitas hanya bisa ditepis dengan bertindak menurut ajaran moral Al-Qur’an. Sentimentalitas menjadi salah satu alasan utama untuk mereka yang tidak mampu menemukan solusinya. Sejatinya memiliki semua perasaan itu berarti manusiawi. Namun usaha yang perlu ditekankan yaitu menyeimbangkan spritualitas yang sehat. Sebagai contoh yaitu kemarahan, kemarahan seharunya seharusnya menjadi emosi yang membangkitkan tanggung jawab orang beriman terhadap saudaranya untuk menegakkan keadilan.
“Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapatkan pelajaran, orang-orang yang celaka  (kafir) akan menjauhinya”
(Q. S. Al-A’laa 10-11)
Bab VI: Romantisisme; Kumpulan Pemikiran
Sentimentalitas menutup pemikiran dan membuat seseorang mudah terperdaya oleh tipu daya setan. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis sentimentalitas.
·      Kemurungan dan Pesismisme
Penyebab utamanya yaitu ketidak-bahagiaan yang dirasakan orang-orang tidak beriman adalah kenyataan bahwa rencana mereka tidak terlaksana sesuai harapan.
·      Kemarahan dan Sifat mudah tersinggung
Dari Nabi Muhammad SAW “Orang yang kuat bukanlah orang yang mengalahkan orang lain dengan kekuatannya, tetapi orang kuat adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika marah.
·      Rasa Iba bisikan Setan
Pemahaman rasa iba setan menuntun seseorang untuk mempraktikkan belas kasih yang tidak menghasilkan kebaikan, namun sebaliknya. Contohnya tega untuk tidak membangunkan orang untuk sholat subuh
·      Rasa Terima Kasih/Syukur
Al-Qur’an menjelaskan bahwa rasa terima kasih semestinya ditujukan hanya kepada Allah SWT.
·      Introversi
Pada sebagian orang, sentimentalitas mengambil bentuk introversi, atau ketikmampuan berkomunikasi dengan orang lain. Kemudian dikarenakan tidak mampunya berurusan dengan realitas sosial maka, sebagaian orang tersebut mengatasi masalah dengan merasa lemah, tidak berdaya dan tidan berguna.

Bab VII: Gagasan Cinta Romantik
Orang yang mempunyai hati nurani dan keimanan mengetahui bahwa keimanannya hanya ditujukan kepada Allah, maka akan mendekati-Nya dengan hati penuh cinta. Cnta yang dirasakan orang-orang kepada sesamanya harus bersumber pada Allah. Sesungguhnya cinta Allah SWT berada pada cerminan sifat-sifat-Nya seperti mencintai antar sesama makhluk ciptaan-Nya.
Singkatnya, mengarahkan perasaan cinta kepada seorang selain kepada Allah, atau kepada ciptaan-Nya adalah penyebab utama “kemusyrikan”. Sedangkan bagi orang-orang beriman seperti yang disebutkan di awal mereka hanya memuja Allah, walaupun mereka menyadari bahwa pada saudara-saudara seiman dan pada ciptaan ada penjelmaan dari sifat-sifat-Nya.

Bab VIII: Penyakit Jasmani akibat Romantisisme
Selain menyebabkan kerusakan mental dan spritual, romantisisme juga menyebabkan kelemahan jasmani. Untuk mengenalinya melalui penyakit mental/psikosomatik dalam diri orang-orang emosional. Secara ilmiah terdapat korelasi signifikan antara stres yang diciptakan dari sentimentalisme seperti halnya stres menyebabkan vena terkontraksi sehingga mencegah aliran darah mengalir ke daerah tertentu dalam otak.

Bab IX: Kesimpulan; Cara menghindari penyakit Romantisisme
Sentimentalitas adalah salah satu cacat karakter yang paling umum pada orang-orang yang mengadopsi cara hidup dan moralitas bertentangan dengan agama.
“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada di sentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita”
(Q.S. Az-Zumar 61).


Comments

Popular Posts