PERKEMBANGAN PEMIKIRAN DAN PERMAINAN PERSPEKTIF
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
DAN
PERMAINAN PERSPEKTIF
Dalam
sebuah pemikiran tertentu ada yang menganggap bentuk dari demokrasi merupakan
representatif dari bentuk perkembangan dan kebebasan untuk berfikir. Namun
menurut seorang peneliti atau pengamat ekonomi mengatakan bahwa semakin
tingginya demokrasi maka semakin tingginya kesenjangan sosial yang akan
terjadi.
Jika
memang yang dikatakan oleh pengamat ekonomi itu benar adanya maka yang menjadi
pertanyaan adalah untuk apa reformasi dilakukan 19 tahun lalu? Kalau memang
tujuan utamanya adalah mencapai demokrasi yang demokratis. Namun, nampaknya
pernyataan dari pengamat ekonomi tersebut juga didukung oleh Presiden Joko yang
mengatakan bahwa “Demokrasi kita memang sudah kebablasan”. Kalau penilaian dari
Presiden Joko memang seperti itu maka beliau adalah hasil dari demokrasi yang
beliau anggapannya sendiri karena beliau terpilih melalui
proses demokrasi.
Perkembangan
pemikiran yang terjadi di Indonesia memang sudah sangat berkembang terlebih
lagi terjadinya penyerapan pemikiran luar yang secara bebas atau liberal.
Sebenarnya hal tersebut tidak salah-salah saja, namun jika pemikiran-pemikiran
tidak di-kontekstual-kan maka itu yang salah. Sebagai sebuah bangsa yang
tergolong tua maka Indonesia perlu memperlihatkan integritas serta eksistensi
indentik dari sebuah bangsa.
Segala
bentuk pemikiran yang masuk ke Indonesia memang tidak ada yang salah namun hal
tersebut menjadi salah jika masuknya pemahaman dengan cara yang salah seperti
kekerasan dan mengancam atau tidak mengindahkan hak asasi manusia. Kemudian
yang menjadi tahap selanjutnya setelah masuknya pemikiran dan pemahaman
tertentu tersebut adalah proses filterisasi pada pemahaman dan pemikiran yang
masuk. Setelah itu perlu adanya persamaan perspektif yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia yakni proses penerimaan kemajemukan tertentu.
Di
mana banyaknya keberagaman pemikiran yang terjadi di Indonesia dapat
menimbulkan perpecahan dengan perspektif yang terbangun dari berbagai pemikiran
yang dianut masing-masing kelompok tertentu. Timbulnya perpecahan perspektif
itu didorong oleh beberapa faktor. Adapun salah satu faktornya penanaman jika
kita harus mengambil keputusan yang satu atau bulat, sehingga dalam proses
pengambilan keputusan tersebut sering terjadinya penyelewengan pada musyawarah
karena masing-masing individu memiliki perspektif yang dianggapnya benar.
Faktor
pendukung lainnya adalah dengan tingginya egosentrik yang didukung indepensi yang kuat
dari setiap manusia Indonesia. Mungkin hal inilah yang dimaksud oleh Siti Jenar
jika manusia adalah bagian dari Tuhan. Dengan setiap manusia bagian dari Tuhan
menjadikan mereka memiliki rasa kebenaran padahal, kebenaran hakiki
sesungguhnya hanya milik Tuhan. Itulah yang menjadikan manusia sering kali
kehilangan arah.
Jika
manusia mengingat kembali bahwa mereka bukanlah siapa-siapa selain buah ide
dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Wallahu a’lam bis shawwab.
Comments
Post a Comment