Dibawah tirani abu-abu


Dibawah tirani abu-abu

Hari itu langit ikut menangis
Bersama setiap tetes yang menyentuh pelipis
Sebab panggung yang terlalu miris
Tiap pandang pun sudah terlanjur sinis
Dunia nusantara pun tak mengenal rasa manis

Terkadang langit bertanya
Dimana, kemana dan bilamana
Dan yang terpenting apa dan siapa
Sedih aksaranya hidup susah senang tak bersua

Seakan cobaan itu hutan belantara
Terlalu sulit rasanya hidup di nusantara
Setiap fenomena penuh dengan perkara
Tirani abu-abu pun datang sebagai perantara

Menawarkan diri sebagai solusi
Namun setiap katanya tak ada yang berisi
Yang terjadi hanya korupsi dan kolusi
Setiap sepasang mata pun merasa risih

Haah, terlalu lelah rasanya

Dimanakah akhirnya?
Akankah kita mencapainya?
Masihkah kita tersadar akan adanya?
Ataukah bisa kita tiadakan resah.. 

Yogyakarta, 10 Oktober 2016.
AMZT

Comments

Popular Posts